BandungPlus.com — Kota Bandung terpilih sebagai tempat uji coba klinis vaksin corona (Covid-19) dari China. Uji klinis vaksin membutuhkan 1.600 relawan. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, termasuk relawan.
Pemilihan Kota Bandung sebagai pusat dikumpulkannya relawan untuk uji klinis vaksin corona seteah mempertimbangkan beberapa hal.
Menurut Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Kusnandi Rusmil, salah satu alasan uji klinis vaksin corona ini tak lepas dari tingginya kasus virus corona di Bandung sehingga perlu dilakukan upaya imunisasi untuk melindungi masyarakat.
“Kami juga sudah 20 tahun lamanya menjadi lembaga penguji vaksin. Dan mayoritas uji klinis vaksin dilakukan di Bandung. Bukan kali ini saja,” kata Kusnandi, Senin (27/7/2020).
Dikemukakan, uji klinis vaksin ini dilakukan oleh tiga lembaga, yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad), Bio Farma, dan Sinovach Biotech (China).
Kusnani menuturkan, vaksin yang bakal disuntikkan ke relawan itu sudah aman bagi manusia. Ia menjelaskan, virus corona untuk vaksin telah dimatikan dan digantikan menjadi antivirus.
Di memastikan, relawan tidak akan terkena virus Covid-19 akibat suntikan vaksin itu. Kendati begitu, ada beberapa efek samping yang disebabkan suntikan vaksin.
Namun, efek itu berlaku umum, layaknya efek samping suntikan vaksin lainnya. Di mana, secara umum ada efek samping lokal dan sistemik.
“Misalnya efek samping lokal, yaitu terjadi bengkak dan nyeri. Tapi biasanya, mereka yang bereaksi hanya sekitar 30%. Sedangkan kurang dari 5% terkena demam. Efek itu pun akan hilang dalam dua hari,” tutur Kusnandi.
Efek lainnya, ungkap dia, pasien akan lemas dalam waktu 30 menit setelah disuntik. Selama periode itu, relawan belum diperbolehkan pulang. (Sindonews)