Pengertian Kata Anjing, Anjrit, Ajig, Anjay, Antara Umpatan dan Bahasa Gaul

Anjing Anjir Anjay

KATA anjing, anying, anjrit, ajig, anjay, dan variasi lainnya kerap digunakan anak muda di Bandung. Kata anjing sering ditambah dengan kata goblok menjadi anjing goblok.

Kasar? Sudah pasti. Entah siapa yang memulai, yang jelas nama binatang itu sudah kerap diucapkan anak muda Bandung di era tahun 1990-an, hingga kini.

Silakan dekati anak-anak muda, khususnya ABG dan “anak alay” yang lagi nongkrong atau ngobrol. Anjing goblok sudah biasa terucap dan terdengar di sela-sela obrolan mereka.

Apalagai kalau lagi marah! Wuih… “gonggongan” anjing goblok akan deras meluncur. Bahkan, anak-anak SD pun banyak yang sudah “terbiasa” mengucapkannya. Prihatin? Pastinya.

Antara Umpatan dan Bahasa Gaul

Menurut pegiat dan pencinta bahasa Indonesia, Ivan Lanin, kata anjay –salah satu varian kata anjing– pada mulanya netral.

Read More

Menurutnya, yang bisa membangun persepsi dari makna itu adalah persepsi setiap orang.

“Menurut saya semua kata itu netral. Ia hanya menggambarkan konsep. Persepsi manusia yang membuatnya tidak netral. Persepsi itu bergantung pada lingkungan budaya,” ujar Ivan Lanin kepada detikcom, Jumat (28/8/2020).

Ivan Lanin mencontohkannya dengan pemakaian kata anjing di Bandung. Dia menilai kata itu justru kerap dipakai sebagai pengganti koma.

“Pada kalangan kaum muda di Bandung, misalnya, kata anjing dan goblok kadang dipakai sebagai pengganti tanda koma dan tanda titik. Apalagi cuma anjay,” ujarnya.

Pakar bahasa dari UIN Jakarta, Hilmi Akmal, menilai anjay termasuk dalam bahasa slang. Bahasa ini digunakan untuk kalangan sosial tertentu.

“Dalam bahasa ada ragam resmi/formal dan dan takresmi/informal. Dalam ragam yang informal ini ada yang disebut dengan slang. Slang sendiri adalah ragam informal yang sifatnya musiman dan dipakai oleh kalangan sosial tertentu, terutama remaja, agar orang di luar kelompok mereka tidak paham dengan pembicaraan mereka,” kata Hilmi.

Dia mencontohkan bahwa bahasa slang juga pernah dipakai di era generasi 80-an. Sedangkan anjay menurutnya kini lebih sering dipakai generasi muda era 2000-an.

“Generasi muda era 2000-an ke atas ketika mengumpat dengan menyebut kata anjing, mereka menyebutnya dengan kata anjir, njir, atau yang kini lebih sering diucapkan adalah kata anjay,” ujarnya.

Namun, lanjutnya, makna kata anjay bisa menjadi dua, yaitu tidak senonoh dan nilai rasa.

“Terkait apakah kata anjay itu kata yang tak senonoh atau bukan, kata itu termasuk tidak senonoh karena termasuk dalam kata umpatan terutama bila diutarakan ke orang yg secara sosial lebih tinggi. Namun, sebuah kata bisa dimaknai berbeda tergantung nilai rasa petutur atau pendengar saat mendengar sebuah kata,” jelasnya.

Kata Anjing Anjrit

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Pusat Pembinaan Bahasa Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Abdul Khak.

Menurutnya, sifat bahasa netral. Namun, bisa bermakna lain jika ada maksud lain dari penuturnya.

“Kata atau bahasa itu sebenarnya netral. Misalkan saya bilang anjing, itu hewan berkaki empat, itu ‘kan netral. Nah, lalu kita gunakan, tergantung penggunaannya. Kalau saya pakai mengumpat, ya mengumpat, jadinya Anda tersinggung,” ungkap Khak.

Dia juga menjelaskan, kata anjay mulanya berasal dari kata anjing yang populer dipakai oleh masyarakat Bandung. Dia menilai, kata anjay tergantung pada niat sang penutur.

“Kan itu mulanya dari Bandung, ada anjing, anjrit sampai yang menasional anjay. Jadi secara pragmatik itu tergantung pada niat,” tuturnya.

“Tergantung siapa yang dikatakan begitu. Kalau dia dikatakan di temannya sendiri tidak masalah. Itu ‘kan masuk bahasa gaul atau bahasa slang ya,” sambungnya. (Sumber)

Related posts