Isu penculikan anak kini merebak di kalangan masyarakat, bertepatan dengan populernya permainan lato-lato. Mitor menyatakan, populernya lato-lato pertanda penculikan anak akan marak terjadi. Benarkah demikian?
Menurut mitos, permainan lato-lato memang berkaitan dengan penculikan anak. Dikutip portalsulut.com dari Kanal Youtube Ganjil Misteri, lato-lato pada zaman dahulu terbuat dari kayu dan biasanya digunakan sebagai ritual untuk penculikan anak.
Karena bentuknya yang bagus orang spiritual yang melakukan penculikan anak itu jatuhnya seperti hipnotis.
Orang dahulu menyebut lato-lato sebagai tok-tok yang dipercaya sebagai teman dari Jailangkung. Tok-tok sendiri bila dimainkan di tengah malam yang sepi, bisa mengundang aura mistis, karena suara “tok tok” yang berarti mengundang mereka yang tidak kasat mata.
Perpaduan bunyi dua bola yang saling dibenturkan ini menciptakan penyeimbangan energi sehingga mampu menjadi panggilan untuk hal-hal yang kurang baik.
Walaupun hanya permainan, jika sudah terdapat hal kurang baik, maka bisa memakan korban, baik dewasa maupun untuk anak-anak.
Sama seperti Jailangkung, tok-tok itu semakin sering dimainkan semakin membuat orang tergila-gila untuk memainkannya lagi karena penasaran.
Seiring dengan berjalannya waktu, tok-tok atau sering disebut dengan lato-lato, hanya digunakan sebagai permainan biasa, namun kita juga tidak boleh lengah tetap harus berhati-hati agar tidak terjadi hal buruk, termasuk penculikan anak.
Namanya mitos, belum tentu benar, mirip dongeng. Namun, faktanya memang kini lato-lato populer dan isu penculikan anak merebak di berbagai daerah. Lato-lato sendiri mulai meresahkan karena suara berisiknya.*