Covid-19 di DPRD Jabar Diduga karena Tak Disiplin Protokol Kesehatan

Gedung DPRD Jabar

Kasus positif Covid-19 puluhan pegawai dan anggota dewan di Gedung DPRD Jabar berkaitan dengan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.

Menurut Ketua DPRD Jawa Barat, Taufik Hidayat, hasil swab tanggal 12 Agustus 2020 di kantor DPRD Jabar terkonfirmasi 38 orang positif Covid-19. Mereka adalah tujuh orang anggota dewan, sembilan orang aparatur sipil negara (ASN), dan sisanya non-ASN.

Pelacakan pun diklaim sudah dilakukan terhadap keluarga dari orang-orang yang positif Covid-19 tersebut. Rencananya, pada selasa pekan depan semuanya akan menjalani swab test. Selain itu, pihaknya menginventarisir kemana orang-orang tersebut beraktivitas.

“Anggota dewan diisolasi di rumah masing-masing. Selain anggota dewan, kami isolasi di BPSDM. InsyaAllah mungkin dalam waktu 14 hari ke depan bisa sembuh semua. Kalau saya diskusi dengan Pak Gubernur (Ridwan Kamil), (kasus positif) itu penyebabnya (kurang) disiplin (merapkan protokol kesehatan),” katanya, Sabtu (15/8/2020).

Isu kedisiplinan ini menjadi masalah utama. Padahal, berbagai sosialisasi, ia sebut sudah disebarluaskan di berbagai tempat. Ia sendiri mengakui seringkali tidak sadar lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga

“Saya sendiri kalau kata Pak Gubernur itu mngkin kelamaan jadi bosan, akhirnya jaga jarak harusnya dua meter, tapi kita ‘kan kenyataannya (tidak),” ucapnya.

“Jadi, disiplin itu berat dan membosankan mungkin bagi orang yang gak biasa. Karena jujur saja, kita juga pake masker buka tutup buka tutup ya karena kita ga biasa,” kata dia.

Taufik menegaskan, gedung DPRD Jabar langsung ditutup selama 14 hari ke depan untuk sterilisasi setelah informasi temuan positif Covid-19 mengemuka. Selama penutupan itu, para pegawai sudah ditugaskan untuk bekerja dari rumah.

“Setelah ada hasil (temuan positif Covid-19) kita tutup 14 hari ke depan. Apalagi ini mobilitas apalagi non PNS, karena ini tidak diasramakan, ada yang ke pasar, kemana,” katanya.

“Jadi yang kita melihat, pemerintah pusat saja mengimbau bahwa kerja di rumah. Di rumah kita tidak tinggal diam. Kalau misalkan memerlukan tidak bekerja di rumah, kita akan cari tempat yang lain,” pungkasnya. (merdeka)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *