Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia Jawa Barat (Asita Jabar) menilai maraknya parkir liar di tempat wisata di wilayah Bandung merupakan aksi premanisme.
Minimnya tempat parkir beberapa tempat wisata mengakibatkan munculnya parkir liar dengan tarif tinggi di sekitar tempat wisata tersebut.
Terbaru, viral sebuah pengakuan wisatawan yang ditagih tarif parkir hingga Rp150 ribu untuk sebuah bus di Lembang, Jawa Barat.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asita Jabar, Budijanto Ardiansjah, parkir liar di tempat wisata bukanlah hal baru dan merupakan kejadian yang kerap berulang-ulang.
“Sebenarnya ini bukan fenomena baru dan ini bukan pertama kali terjadi dan pernah menerima dari kawan-kawan bahwa rombongan mereka, bus mereka dikenakana tarif parkir yang sangat tinggi sekali,” kata Budi.
“Itu pernah terjadi Rp300 ribu di Kawasan China Town jalan Klenteng, dan kemudian pernah terjadi di beberapa tempat itu dikenakan tarif parkir yang sangat tinggi yang tidak masuk akal,” lanjutnya.
Adanya fenomena ini Budi menilai jika ini adalah ulah dari premanisme yang terjadi di sekitar lokasi wisata. Budi menilai pungutan tarif parkir yang di luar kewajaran ini terjadi karena kurangnya antisipasi dari pemerintah.
“Saya melihatnya ini sebenarnya ulah premanisme yang bisa saja timbul di mana saja selama tidak dikelola dan diantisipasi dengan baik oleh pemerintah,” jelasnya.
Karena kejadian ini kerap terulang, Budi berharap ada solusi nyata dari pemerintah daerah terkait pungutan tarif parkir yang di luar kewajaran yang merugikan insan pariwisata ini.
“Ini supaya imej pariwisata Bandung tidak tercoreng oleh hal-hal kecil seperti ini,” ucapnya. “Tentunya pemerintah setempat yang harus mengambil tindakan.”
Budi juga meminta aparat keaman pun bisa mengantisipasi premanisme berupa pungutan parkir dengan tarif tak wajar ini. Bahkan, pengelola wisata pun diminta memerhatikan hal ini.
“Pengelolanya juga harus ikut bertanggung jawab jadi tidak bisa lepas tangan karena terjadi di tempat dia,” sebutnya. (PR)